Kesehatan Anda, Pada Artikel kesehatan yang anda baca kali ini dengan judul Adab Seorang Guru dan Seorang Murid, mudah-mudahan artikel yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Adab Segala Orang Yang Alim/Guru Dan Segala Pelajar/Murid
Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun yang didasarkan atas aturan agama, terutama Agama Islam.
Adab dan Akhlak Islamiyah adalah etika dan moral yang dianjurkan di dalam ajaran Islam yang tercantum di dalam Al-Quran dan Sunnah, dengan mengikuti contoh dari teladan Nabi Muhammad saw, yaitu sebagai manusia yang paling sempurna akhlaknya.
Akhlak memiliki makna yang sama dengan Adab, dan terbagi menjadi dua yaitu akhlak yang terpuji (akhlaq mahmudah) dan akhlak yang tercela ("akhlaq madzmumah").
Akhlak secara bahasa maknanya adalah perangai atau tabiat, yaitu gambaran batin yang dijadikan tabiat bagi manusia.
Secara etimologi, kata “adab” dimaknai sebagai kehalusan dan kebaikan budi pekerti; kesopanan; akhlak. Adapun “beradab” berarti mempunyai adab, mempunyai budi bahasa yg baik, berlaku sopan.
Manusia beradab atau insan adabiy adalah manusia yang mengenal Tuhannya, mengenal dan mencintai Nabi Muhammad saw, menjadikan Nabi Muhammad saw sebagai uswatun hasanah, menghormati para ulama sebagai pewaris Nabi, memahami dan meletakkan ilmu pada tempat yang terhormat. Ia juga bisa memilah dan memahami antara ilmu yang bermanfaat dan yang tiada bermanfaat baginya.
Ketahui olehmu bahwasanya tiada hasil ilmu melainkan dengan adab dan tiada hasil adab melainkan dengan engkau ketahui akan segala kaifiatnya.
Adab Orang Yang Alim/Guru
Seorang guru adalah ayah yang sejati bagi murid-muridnya. Jika seorang ayah menjadi sebab atas keberadaan anak-anaknya pada kehidupan dunia yang fana’ ini, maka seorang guru justru menjadi sebab bagi bekal kehidupan murid-muridnya yang kekal di akhirat nanti.
Perilaku terbaik dari seorang guru ialah, sebagaimana dikatakan: “Siapa yang mempelajari suatu ilmu, kemudian mengamalkannya, dan setelah itu mengajarkannya kepada orang lain, maka ia termasuk kelompok yang disebut “pembesar” pada kerajaan langit.” Orang yang dikaruniai ilmu yang banyak, lalu beramal dengannya, dan juga mengajarkannya kepada orang lain, maka ia dipandang lebih mulia daripada malaikat langit maupun malaikat yang bertugas di bumi.
Seorang guru dinilai membinasakan diri sendiri dan juga murid-muridnya jika ia mengajar hanya demi kepentingan dunia ini semata. Karena itu, seorang guru yang berorientasi pada kepentingan akhirat akan senantiasa menempuh perjalanan hidupnya di dunia ini untuk tujuan menggapai kebahagiaan negeri akhirat nanti. Juga, senantiasa bertujuan kepada Allah s.w.t. dengan tidak terikat kepada tipudaya dunia. Jika sedemikian posisi keduanya, maka para murid dengan guru sangat dianjurkan untuk saling mencintai.
Adab orang yang alim atau seorang guru ada tujuh belas, yaitu :
1. Ihtimal (kemungkinan) yaitu menerima akan pertanyaan muridnya dan pertanyaan atau pekerjaan meskipun menyusahkan.
2. Lazaumul-halim yaitu Jangan cepat marah.
3. Duduk dengan berwibawa serta menundukkan kepala.
4. Meninggalkan takabur.
5. Merendahkan diri.
6. Jangan bermain-main dan bersenda-senda.
7. Menyayangi akan segala muridnya.
8. Berhati-hati atas pertanyaan orang atau murid yang bebal/bodoh.
9. Memberi petunjuk akan segala orang atau murid yang jahil dan jangan menggertak orang/murid yang baru belajar.
10.Jangan malu berkata “ tiada aku tahu” jika memang engkau tiada mengetahui pada suatu masalah atau ragu-ragu padanya, seperti ditanyai kepada Nabi saw “manakah daripada negeri yang terlebih jahat ? maka katanya tiada aku tahu”.
11. Hendaklah sungguh-sungguh melihat kepada orang/murid yang bertanya.
12. Menerima pendapat daripada murid yang mebenarkan perkataanya karena benar dan jangan menolaknya karena malu maka mengikuti yang benar itu wajib.
13. Jangan malu daripada mengulang kaji suatu masalah yang sudah tersalah.
14. Melarang orang/murid yang belajar pada ilmu yang tiada memberi manfaat.
15. Melarang orang/murid yang belajar agar tidak berniat lain selain belajarnya itu karena Allah taala.
16. Melarang orang/murid untuk belajar fardhu kifayah dahulu sebelum selesai mempelajari akan fardhu ‘ain ( fiqah, tauhid dan tasawuf ).
17. Beramal ia seperti ilmunya supaya diikut oleh muridnya.
Demikianlah Artikel Adab Seorang Guru dan Seorang Murid
Sekianlah artikel Adab Seorang Guru dan Seorang Murid kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Adab Seorang Guru dan Seorang Murid dengan alamat link https://namadandoa.blogspot.com/2019/03/adab-seorang-guru-dan-seorang-murid.html
0 Komentar untuk "Adab Seorang Guru dan Seorang Murid"