Kesehatan Anda, Pada Artikel kesehatan yang anda baca kali ini dengan judul Marco Terapkan Pola Asuh 'Tak Teratur' a la Milenial ke Anak, mudah-mudahan artikel yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Share:Pada edisi spesial Hari Ayah Nasional, Popmama.Com menggoda ketiga musisi yg pula sebagai Papa Milenial buat berbagi cerita seputar parenting.
Mereka merupakan Rendy Pandugo, Keybordist Maliq & the Essential, Ilman Ibrahim & pula drummer Barasuara, Marco Steffiano.
Bukan tanpaada alasan, asal dulu sampai waktu ini, kiprah Papa pada tumbuh kembang anak begitu krusial.
Dilansir berasal Psychology Today, dijelaskan bahwa Fatherhood menjadi sebuah fenomena yg kompleks & cirikhas dengan konsekuensi besar bagi pertumbuhan emosi & intelektual anak.
Erik Erikson, pemuka dalam global psikologi anak, menegaskan bahwa senang seseorang Papa dan Mama tidakselaras kualitasnya.
Read More :'Love more dangerously', seperti itulah senang dari para Papa pada anaknya, lantaran senang mereka lebih dipenuhi dengan harapan daripada cinta seseorang Mama.
Oleh lantaran itu, tidak dapat dielakkan lagi kalau seseorang Papa sangatlah memberikan donasi yg cirikhas pada mengasuh anak.
Hal tadi jua berlangsung dalam drummer Barasuara yang pula sekaligusjuga menjadi produser musik Raisa, Marco Steffiano.
Dibalik sosoknya yang enerjik ketika sedang bertempat di atas anjung, ternyata suami berasal Indah Devina yg satu ini jua memiliki jiwa 'kebapakan' yang sangat tinggi dalam putri semata wayangnya, Chanda Mori Steffiano.
Nah, bagi dirimu yg penasaran bagaimana cerita Marco kira-kira parenting yang ia terapkan dalam oleh Anak, dibawahini Popmama.Com sudah merangkumnya dengancara lengkap & tertentu.
1. Bonding cirikhas a la Marco bersama anak dan istrinya
Bukan zamannya lagi, hanya Mama yg mempunyai interaksi emosional kuat dengan anak. Papa pun bisa, walau Papa tidak hamil, melahirkan ataupun bahkan menyusui.
Menurut diagnosis, anak yg dekat dengan Papanya dapat kecondongan lebih terjaga dari depresi daripada anak yg tidak.
Apalagi, apabila oleh Papa konstan sebagai tipe pendengar yg juga bahagia mengajaknya bicara sejak masih benar-benar kecil sampai dewasa. Hal tersebut juga dilakukan oleh Marco dalam anaknya.
"Kegiatan yg dijalankan bersama Chanda bila lagi tidak terdapat Mamanya sebenarnya tidakmengecewakan ngaco tapi berkesan sich. Kan aku suka banget bermain PS viva bola maupun tembak-tembakan, ketika saya bermain itu dia suka heboh sendiri lihat gambar & bunyinya. Selain tersebut, biasanya pula aku suka ajak Chanda bermain bola lempar, nanti dia akan bahagia sendiri meskipun tersebut mainan cowok," ujar Marco.
Tak hanya tersebut, Marco pula mengungkapkan bonding cirikhas yang ia lakukan beserta anak & istrinya.
"Anak aku itu suka jahil misalnya Mamanya. Contohnya gini, kan jikalau malam dia tersebut senang nyusu ke Mamanya tetap Mamanya suka iseng bilang 'tuh nak, nyusu ke Papa' dia jahil nyuruh Chanda isengin saya karena dia memahami saya orangnya gelian banget, tetap Chandanya juga jadi iseng senang gangguin aku. Dari becandaan tersebut sekaligusjuga jadi taktik bonding kita satu sama lain," kata Marco lagi.
"Nggak cuma tersebut, ada juga bonding cirikhas lainnya yg umum kita lakuin. Jadi gini, saya tersebut orangnya jijik-an banget & nggak bisa lihat kotor dikit, nah istri saya itu telah hafal banget sama sifat saya. Sedangkan kalau anak mini itu berantakan ketika makan kan wajar, tapi aku tetap agak geli kalau harus angkat dia abis makan dan lagi berantakan. Nah, saat-saat itulah istri saya suka jahil, dia senang sok-sok sibuk urus yg lain supaya aku ngurusin Chanda pas lagi berantakan. Jadi jikalau badan aku sudah kena nasi bekas Chanda makan, itu saya suka teriak-teriak sendiri & akhirnya mereka ketawa, bahkan Chanda malah kian iseng nempelin nasi ke tangan aku," kenangnya.
Meskipun praktis, hal-hal tersebut sangat membuat Marco senang & bersyukur memiliki famili kecil yg kompak satu sama lain.
"Selama ini kita gak gunakan baby sitter, sebagai urus berdua aja. Waktu ke Jepang jua pergi cuma bertiga aja. Dari situ saya sebagai bersyukur, dengan nggak ada baby sitter, bonding kita berdua ke Chanda jadi lebih intense, kita juga jadi lebih sadar buat mampu urus anak," tandasnya.
dua. Pola asuh ujicoba a la Marco dan istri yang begitu milenial
Tiap generasi mempunyai paradigma asuh yang tidaksama. Termasuk generasi milenial yg kini mempunyai paradigma asuh yg sangat tidaksama menggunakan generasi sebelumnya.
Para orangtua pada generasi pendahulu milenial dinilai condong penekanan hiperbola terhadap anak dan mempunyai peran besar dalam menentukan saat depan maupun hal-hal yg dikonsumsi keturunan mereka.
Namun sekarang, gaya mendikte para orangtua terdahulu sudah ditinggalkan. Kolaborasi dengan anak justru menjadi trend dalam mengasuh anak bagi kaum milenial.
Hal tersebut jua sejalan menggunakan apa yang diterapkan sang Marco dan oleh Istri, Indah.
"Pola asuh kita lebih ke rekayasa sendiri sich, karena anak aku sendiri jadi lebih ke eksperimen sendiri saja. Toh, aku nggak mungkin menyakiti anak aku, jadi aku nggak mungkin percobaan yang melebihi ataupun menyakiti anak saya juga. Sebisa mungkin saya mencari celah yang nyaman buat dia juga, bukan memaksakan kehendak saya," celoteh Marco.
Ia juga menyampaikan bahwa dirinya dan Indah tidak mempunyai perbedaan dalam mengasuh anak, mereka lebih sangatbanyak bertukar pikiran & menyebarkan petunjuk pada mengurus Chanda.
"Kita nggak terdapat perbedaan pada mengasuh anak. Ya coba buat sanggup satu visi aja sih, lantaran kita mikirnya punya dua pengajar yg tidaksama aja bingung kan jadi mendingan satu visi saja. Kalau terdapat perbedaan, paling ya diobrolin dulu, istri aku juga suka baca buku tentang parenting," tambahnya lagi.
Meski amat, kasus disparitas paradigma asuh masih permanen mereka rasakan. Bukan antara mereka, tapi lebih kepada orangtua mereka ataupun nenek & kakek Chanda.
"Saya mengizinkan Chanda buat nonton YouTube karena nanti pada zamannya teknologi bakal lebih sophisticated, bila kita gak ngebolehin mau gimana nanti dia. Tapi bener-bener nggak bisa terlalu sering, semuanya terdapat porsinya. Cuma beda lagi kalau lagi sama neneknya, hampir semua dibolehin hingga nonton YouTube terlalu usang. Itu sih paling permasalahannya," celoteh Marco.
"Untuk mengatasinya, paling bila masalahnya terdapat di Mama berasal istri saya, pekerjaan istri sayalah yang menegurnya. Begitupun kebalikannya, kalau masalahnya terdapat di Mama aku, maka sayalah yang harus ngomong sama Mama aku," ujarnya lagi.
Seperti karakter milenial dalam umumnya, kehidupan tempattinggal tangga dan pola asuh Marco bersama sang Istri pula nir 100% teratur dan terjadwal. Mereka lebih kecenderungan mengikuti kemana arah air mengalir.
"Nggak memahami ini baik atau tidak, tapi kehidupan aku dan istri saya itu sangat nir terpola. Jadi tidurnya Chanda pun kita nggak tahu kapan, begitu random, sekarang ini lagi tidur jam 1 malam tapi dua sampai tiga bulan yg lalu dia itu tidur jam 9 malam hingga pagi baru bangun. Tapi dia nggak rewel, karena saya benar-benar kan hayati berasal musik sebagai jadwalnya juga random, anak dan istri aku jua telah terlatih menggunakan hal tersebut," celoteh Marco.
"Jadwal makan Chanda jua gak teratur, misalnya dia baru membangun jam 11 pagi, sarapannya kan kelewat ya sudah tidak apa-apa makan siang aja. Toh, anak jua jikalau lapar minta makan. Sejauh ini pertumbuhannya jua tidak mengganggu dia sich, jadi kita tidak gimana-gimanasich," tambahnya lagi.
"Jangankan itu, belanja bulanan pun kita gak setiap awal bulan karena kita juga telah biasa tidak teratur, sebagai kita miliki kiat sendiri untuk sanggup tertata rapi walaupun kita gak teratur," tambahnya lagi.
Meskipun terkesan tidak terarah, tetapi gaya parenting a la milenial ini mempunyai fungsi tersendiri. Diantaranya merupakan lebih berkembangnya kreativitas anak, menciptakan anak lebih percaya diri, menciptakan anak lebih nyaman berada dekat menggunakan orangtua, dan tentu meminimalisir stres dalam orangtua karena sikap luwes pada mengasuh anak-anaknya.
Tak hanya Mama yang membutuhkan me time, menjadi seseorang Papa yg harus bekerja dan mengurus anak pula perlu me time spesifik.
tersebut pula dieksekusi sang Papa milenial, Marco Steffiano guna menghilangkan capek.
"Me time sebagai Papa & suami sih umumnya aku cuma bermain PS atau tidur. Saya tidak butuh liburan, yg penting main PS atau tiduran sendirian biar sanggup menenangkan diri," ungkapnya.
Selain me time, Marco pula menyediakan waktunya buat bermain beserta famili sekalian sahabat-temannya.
Itulah mengapa, ia & kelompok musiknya, Barasuara sejumlah kali mengadakan playdate beserta famili.
"Kita beberapa kali suka playdate sama anak-anak band aku, Iga, Risa, Puti, sama anak manajer aku. Biasanya di backstage atau ngumpul di rumah salah satu teman kita," ungkapnya.
"Manfaat playdate buat anak itu lebih ke strategi dia bersosialisasi. Saya ketika ini mengedepankan sosialisasi untuk anak, lantaran aku sendiri mencakup masyarakat yg kurang bersosialisasi dan saya merasakan betapa pentingnya bersosialisasi izin dia gak canggung jikalau ketemu warga kayak Papanya," tambahnya lagi.
4. Marco sangatbanyak belajar asal istri dalam mengurus anak
Marco mengaku bahwa semenjak ia menikah & memiliki anak, dirinya jadi lebih sangatbanyak belajar & mengikutikeadaan. Bahkan, sekarang ia rela mengurangi waktu mainnya beserta sahabat-sahabat.
"Waktu akhirnya jadi Papa, nggak ada hal yang bikin aku kaget soalnya aku sadar jikalau bener-bener sesi inidia yang akan saya lalui sebagai harus mampu mengikutikeadaan, paling beradaptasinya saja yang harus pelan-pelan. Kalau sebelum menikah, penekanan saya cuma ke musik tapi sehabis berkeluarga ya keluarga saya lah yang angka satu," ujarnya.
"Sekarang bermain sama sahabat-sahabat jadi agak berkurang, karena teman-sahabat pula telah dalam berkeluarga. Nongkrong jua telah mulai berkurang, paling pas abis rekaman saja aku biar ke istri buat nongkrong sementarawaktu. Atau ajang kumpulnya pas main online bersama, sebagai ngobrolnya ya disitu," tambahnya lagi.
Tak hanya itu, ia juga mengaku bahwa dirinya begitubanyak belajar parenting berasal oleh Istri, termasuk main sensory play beserta oleh Anak, Chanda.
"Dulu istri saya tersebut pengajar di taman kana-kanak, jadi dia tahu permainan sensory play yg mampu dimainkan oleh Chanda. Contoh permainannya, istri aku ngajak Chanda buat rasain tekstur benda, bermain di rumput, ngambil bola yang diselotip, masih ngambil bintang berasal senter. Jadi saat lagi gak ada istri, saya mampu model aktivitas yang dia lakuin sama Chanda sekalian mendidik dia," ujarnya bangga.
"Karena takjarang dilatih sensory play sama Mamanya, terasa banget keuntungannya meski Chanda belum sudahpernah masuk baby school. Dia pertumbuhannya jua aku rasa relatif baik, motoriknya jua terasah. Meskipun begitu,aku tidak sempat membandingkan dia menggunakan anak-anak lain, berasal dia ada pertumbuhan, berat badannya tidak turun, & dia gak sakit saja aku telah senang," ujarnya lagi.
Selain bermain sensory play di rumah, Marco & istri jua beberapa kali membawa Chanda ke kebun binatang untuk mengenalkan typical-genre fauna pada sang Anak.
"Chanda suka banget hewan, sebagai kita senang ajak dia ngeliat fauna di kebun hewan atau akuarium. Gajah, ikan, jerapah, badak tuh dia sudah memahami & sudah sanggup ucapin tersebut sedikit-sedikit," ujar Marco.
"Selain itu, manfaatnya lebih ke ketika dia untuk bersenang-bahagia aja sih. Ngeliat dia mampu bahagia aja tuh saya telah bahagia. Ngeliat dia terkesima ketemu gajah dalam bentuk asli saja itu sudah sebagai sesuatu yang mengagumkan buat aku," tambahnya.
5. Marco memiliki standar spesifik buat calon pacar anaknya
Tak hanya rasa bahagia yg terdapat di pada hati Marco, rasa takut ketika mempunyai anak pun hingga sekarang ia rasakan.
Ia mengaku bahwa ketakutan terbesar menjadi seorang Papa merupakan menilik putri kesayangannya tumbuh hingga akhirnya ia mempunyai kekasih hati.
"Ketakutan terbesar aku sebagai Papa merupakan takut jikalau Chanda cepat besar dan dia mempunyai pacar. Kalau yang lain-lain aku tidak takut sich, cuma aku lumayan cemburuan saja sama anak & istri. Makanya saya sudahpernah takut tadinya mempunyai anak wanita," celoteh Marco.
Sebagai Papa yang menginginkan hal optimal buat oleh Putri, Marco pun memiliki baku khusus buat laki-laki yg mau mendekati anaknya.
"Nggak terdapat kriteria calon pacara Chanda nanti, dari jangan udik saja. Bodoh itu kan lega ya, mau dia nilainya tidakbaik di sekolah sebenarnya gak kasus, tapi yg penting itu logikannya sebagai insan jalur dan sopan santunnya ada. Jangan sok asik aja gitu haha," tandasnya.
Terakhir, inilah harapan Marco buat oleh Putri kelak ia besar nanti.
"Buat aku yang krusial Chanda tersebut bisa sayang & respek sama orangtuanya, aku nggak akan menuntut apapun ke dia, tidak wajib dia memanjakan orangtuanya, yg penting dia memahami jikalau orangtuanya bekerja keras buat dia. Saya gak pengin nanti waktu dia beranjak remaja, dia sebagai benci sama orangtuanya yg senang mengatur, yang ingin saya tanamkan tersebut rasa suka berasal orangtuanya ke dia," tutupnya.
Nah, itulah kelima kabar menarik dan menyentuh dari seorang musisi, Marco Steffiano. Sekali lagi, selamat Hari Ayah Nasional untuk Marco dan seluruh Papa di luar sana.
Semoga bisa masih menginspirasi!
Special Edition: #MillennialPapa of the Month Edisi November 2019 – Rendy Pandugo, Marco Steffiano - Barasuara, Ilman Ibrahim - Maliq & D'Essentials
Production - Popmama.Com
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Fashion & Beauty Editor - Onic Metheany
Lifestyle Editor - Novy Agrina
Fashion Stylist – Natasha Ghea Permata
Reporter – Sarrah Ulfah, FX Dimas Prasetyo
Social Media - Sekar Retno Ayu
Photographer - Michael Andrew
Asst. Photographer - Jun Peterson
Videographer - Rama Rafael
Art Designer – Astika Alivia Pramesti
Makeup & Hair Do – Linda Kusumadewi
All Wardrobe - UNIQLO Indonesia, Studio MORAL, Gingersnap, Kim & Kin, Mothercare
Location- IDN MEDIA HQ
Baca juga:
- Hari Ayah, Putri Marino Berharap Chicco Jerikho Bisa Seperti Papanya
- Marco Barasuara: Sejak Punya Anak, Jadi Pengin Cepat Pulang
- Spesial Hari Ayah - Millennial Papa of the Month November 2019: Rendy Pandugo, Marco "Barasuara" & Ilman "Maliq & D'Essentials"
Demikianlah Artikel Marco Terapkan Pola Asuh 'Tak Teratur' a la Milenial ke Anak
Anda sekarang membaca artikel Marco Terapkan Pola Asuh 'Tak Teratur' a la Milenial ke Anak dengan alamat link https://namadandoa.blogspot.com/2018/04/marco-terapkan-pola-asuh-teratur-la.html
0 Komentar untuk "Marco Terapkan Pola Asuh 'Tak Teratur' a la Milenial ke Anak"