Kesehatan Anda, Pada Artikel kesehatan yang anda baca kali ini dengan judul Ketuban Hijau: Penyebab Gejala dan Bahayanya, mudah-mudahan artikel yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Share:Selama berada & berkembang di pada rahim Mama, ia diselimuti sang segi cairan yang disebut menjadi air ketuban. Cairan ini bertekstur sedikit kental & biasanya berwarna bening.
Jumlah air ketuban dapat masih meningkat selama kehamilan, tepatnya sampai usaia kehamilan mencapai kuranglebih 34 minggu.
Read More :
>Dilansir Very Well Family, air ketuban sangatlah penting bagi janin karena terdiri asal air, elektrolit, protein, karbohidrat, lipid, & fosfolipid.Air ketuban ini memiliki banyaksekali manfaat. Di antaranya buat melindungi janin, memudahkan janin bergerak, dan menjaga kestabilan suhu badan janin.
Nah, terdapat kalanya air ketuban justru berwarna keruh dan bahkan mempunyai rona. Salah satunya rona hijau. Jika sudah demikian, air ketuban dianggap berbahaya bagi janin, lho.
Yuk kenali lebih berbeda mengenai air ketuban hijau dan bahayanya bagi kesehatan janin, Ma. Berikut Popmama.Com rangkum informasinya buat Mama:
1. Apa tersebut air ketuban hijau?

Seperti dikatakan sebelumnya, air ketuban yang melindungi bayi pada kandungan Mama umumnya berwarna bening dan kadang kekuningan. Nah, pada kondisi eksklusif air ketuban juga sanggup berubah rona menjadi hijau.
Pada kehamilan usia mendekati waktu lahir, air ketuban hijau atau kecoklatan dapat menandakan bayi telah buang air akbar. Hasilnya diklaim sebagai mekonium.
Pengeluaran mekonium ini lalu berkontribusi pada pengembangan warna air ketuban. Apabila air ketuban telah ada berwarna hijau, ada indikasi bayi sedang dalam kesulitan.
Bisa juga karena usia kehamilan telah cukup lama, sebagaiakibatnya bayi telah dapat mengeluarkan feses pertamanya di dalam rahim.
2. Penyebab air ketuban hijau

Ketika air ketuban berwarna hijau, perkiraan akbar awalnya adalah karena terjadi keterpurukan guna plasenta akibat kehamilan lewat saat (overdue). Kondisi ini dianggap sebagai yg disebut meconium staining.
Selain tersebut, air ketuban hijau juga dapat disebabkan sang terjadinya hipoksia alias kekurangan oksigen mendadak dalam janin. Pemicunya terdapat beberapa syarat, di antaranya seperti penyakit pada ibu, lepasnya plasenta, kasus pada tali pusat, & berkurangnya aliran darah ke janin akibat kontraksi rahim hiperbola.
Apabila lepas perkiraan persalinan masih jauh tetapi terjadi kelainan maupun kasus pada air ketuban, termasuk air ketuban hijau, berdasarkan inspeksi dokter mungkin saja harus dieksekusi tindakan persalinan darurat, merupakan lewat operasi caesar.

Masalah pernapasan merupakan tanda-tanda dan indikasi berasal dampak air ketuban hijau yang paling menonjol. Bayi mungkin dapat muncul bernapas lebih cepat atau mendengus waktu bernapas.
Beberapa bayi baru lahir bahkan bisa berhenti bernapas bila aliran napasnya tersumbat sang mekonium.
Selain itu, gejala-gejala lain juga mungkin akan tampaknya seperti warna kulit kebiruan (yg diklaim sianosis), kelihatannya lemas, & mempunyai desakan darah rendah.
Masalah akibat air ketuban hijau didiagnosis berdasarkan tanda & gejala yang ditunjukkan oleh bayi baru lahir.
Dokter umumnya akan mendengarkan bunyi napas di dada bayi dengan stetoskop buat mendeteksi adanya suara pernapasan abnormal.
Selain itu, beberapa cara lain yg digunakan buat mengonfirmasi diagnosis merupakan tes gas darah dan rontgen dada.
4. Bahaya air ketuban hijau bagi janin

Air ketuban yg normalnya berwarna bening kekuningan, umumnya waktu bermasalah bakal berubah rona menjadi hijau maupun coklat.
Jika sudah demikian, biasanya bermakna bayi telah melewati buang air besar pertamanya ketika bertempat di pada rahim. Sementara pada umumnya, bayi buang air akbar kali pertama sehabis lahir, Ma.
apabila mekonium keluar di dalam rahim, feses ini sanggup masuk ke paru-paru bayi melalui air ketuban. Kondisi ini dapat mengakibatkan kasus pernapasan serius, yg dianggap sindrom aspirasi mekonium ataupun meconium aspiration syndrome (MAS), terutama bila tekstur cairannya kental.
Beberapa bayi dengan mekonium pada air ketuban mungkin memerlukan perawatan segera setelah lahir buat mencegah masalah pernapasan.
5. Apa itu meconium aspiration syndrome?

Mekonium adalah bahan feses berwarna hijau tua yg diproduksi di usus janin sebelum lahir. Setelah melahirkan, bayi baru lahir bakal mengeluarkan feses selama sejumlah hari pertama kehidupannya.
Tetapi terdapat kalanya janin justru mengeluarkan feses tersebut waktu tetap bertempat di pada kandunga. Feses mekonium lalu bercampur menggunakan air ketuban yang mengelilingi janin.
Ia kemudian bisa menghirup adonan antara mekonium dan air ketuban ke dalam paru-paru waktu sebelum, selama, atau sempurna selesainya kelahiran. Ini dikenal sebagai meconium aspiration syndrome (MAS).
Walaupun syarat ini dalam umumnya nir mengancam jiwa, namun permanen dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yg signifikan pada bayi baru lahir. Apabila nir diobati dengan sempurna, syarat ini jua mampu berakibat fatal.
Dilansir Healthline, sebagian besar bayi baru lahir menggunakan MAS tidak dapat mengalami komplikasi kesehatan jangka panjang. Tetapi, MAS merupakan perkara berfokus yang bisa berdampak langsung pada kesehatan bayi baru lahir. Mekonium di paru-paru dapat menyebabkan peradangan dan infeksi.
MAS pula menaikkan risiko bayi mengalami hipertensi paru persisten. Terjadi desakan darah tinggi di pembuluh paru-paru, yg lalu menghalangi aliran darah & membuat bayi sulit bernapas menggunakan sahih.
Pada kasus yg sporadis, MAS jua bisa menghambat genre oksigen ke otak, yg dapat menyebabkan kerusakan otak permanen.
Demikian informasi tentang air ketuban hijau yg wajib Mama ketahui. Jangan ragu untuk selalu berkonsultasi menggunakan dokter ya, Ma.
Air Ketuban Hijau | Inilah Alasan Kenapa Air Ketuban Hijau
Demikianlah Artikel Ketuban Hijau: Penyebab Gejala dan Bahayanya
Anda sekarang membaca artikel Ketuban Hijau: Penyebab Gejala dan Bahayanya dengan alamat link https://namadandoa.blogspot.com/2020/01/ketuban-hijau-penyebab-gejala-dan.html
0 Komentar untuk "Ketuban Hijau: Penyebab Gejala dan Bahayanya"