Kesehatan Anda, Pada Artikel kesehatan yang anda baca kali ini dengan judul Faktor Kehamilan dengan Down Syndrome dan Cara Diagnosisnya, mudah-mudahan artikel yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Share:Down syndrome adalah kondisi kelainan genetik yang menyebabkan seorang anak memiliki ciri fisik eksklusif & disparitas bakat belajar. Kini, sindrom ini sudah banyak ditemukan di tengah warga.
Sindrom ini pertama kali ditemukan oleh seseorang dokter bernama John Langdon Down pada tahun 1866, dan dinamakan Down Syndrome mengikuti nama oleh penemu. Penyebab down syndrome diketahui juga menjadi trisomy 21, yang ditemukan dalam tahun 1959.
Read More :Di negara Amerika Serikat, down syndrome terjadi dalam 1 dari setiap 800 kelahiran, ataupun terdapat lebihkurang 6.000 bayi yang lahir menggunakan down syndrome setiap tahunnya.
Diperkirakan, kuranglebih 85 persen bayi dengan down syndrome hanya bertahan hidup satu tahun dan 50 % asal mereka akan hayati lebih usang dari 50 tahun.
Menurut National Down Syndrome Society, ada lebih asal 350.000 orang yg hayati dengan down syndrome di Amerika Serikat. Begitu jua di Indonesia, yang pula sudah menyentuh nomor ribuan.
Apa yg Menyebabkan Down Syndrome Terjadi?
Down syndrome bisa disebabkan oleh pembelahan sel abnormal dalam kromosom 21, ketika mekanisme kehamilan berlangsung.
Down syndrome terjadi waktu sel pada kromosom ke-21 mengalami pembelahan abnormal, yang menyebabkan materi genetik berkembang lebih banyaksekali asal umumnya.
Ada tiga genre pembelahan sel abnormal dalam kromosom 21 yg bisa menyebabkan terjadinya down syndrome. Tiga typical genetik tadi mencakup:
- Trisomi 21, lebih berasal 90 % kasus down syndrome disebabkan oleh trisomi 21 ini. Pembelahan sel abnormal ini terjadi ketika telur dan sperma manunggal dan terjadi pembuahan, kromosom 21 yang harusnya hanya berkembang 2 pasang, dalam kondisi ini berkembang sebagai tiga pasang pada setiap sel tubuhnya.
- Mosaic down syndrome, ini adalah kondisi yg langka, yakni kurang berasal 2 persen asal keseluruhan masalah down syndrome. Prosesnya mirip menggunakan trisomi 21 sederhana, tetapi pada mosaic syndrome ini pembelahan abnormal pada kormosom 21 hanya berlangsung dalam beberapa sel saja dan nir seluruh sel. Karena itu, dalam kondisi ini individu mempunyai adonan kromosom yg normal & abnormal, ataupun mungkin pula memiliki trisomi 21 pada sebagian selnya. Pembelahan abnormal ini berlangsung dengan acak, sehabis pembuahan.
- Translokasi down syndrome, berlangsung dalam kuranglebih 3-4 % dari masalah down syndrome. Kondisi ini berlangsung saat segi asal kromosom 21 terbawa maupun menempel (translokasi) pada kromosom lainnya (umumnya pada kromosom 13, 14, ataupun 15), sebelum atau ketika pembuahan terjadi. Penderita umumnya nir dapat memperlihatkan tanda-tanda down syndrome karena mereka mempunyai jumlah materi genetik yang normal, tetapi mereka jua mempunyai materi kromosom 21 yg melekat pada kromosom lain.
Dalam seluruh perkara down syndrome, belum dikenal secara niscaya apakah ada penyebab asal faktor lingkungan atau perilaku yg mengakibatkan terjadinya kelainan genetik ini.
Faktor yang Mungkin Memicu Terjadinya Kehamilan Down Syndrome
Dikutip berasal laman American Pregnancy, beberapa orangtua mungkin berisiko lebih besar memiliki bayi menggunakan down syndrome. Faktor-faktor tadi mencakup:
1. Usia bunda
Perempuan yg berusia lebih tua disebut memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami pembelahan kromosom abnormal.
Risiko down syndrome ini dapat meningkat seiring dengan pertambahan usia wanita.
Menurut National Down Syndrome Society, seseorang wanita berusia 25 tahun memiliki 1 dari 1.300 perkiraan mempunyai bayi dengan down syndrome;
Usia 30 tahun risiko akan semakintinggi sebagai 1 berasal 1.000; pada usia 35 tahun akan meningkat lagi sebagai 1 dari 350;
Pada usia 40 meningkat lagi sampai 1 dari 90 prediksi; & usia 45 berisiko 1 berasal 30 estimasi;
Maka, jika Mama berniat hamil di usia 35 tahun ke atas, ada baiknya Mama & pasangan bergelut konseling genetik terlebih dahulu untuk mengantisipasi prediksi yang mampu terjadi.
Umumnya, pasangan yg sebelumnya memiliki satu anak menggunakan down syndrom, bakal mengalami peningkatan risiko kuranglebih 1 persen buat pulang mempunyai anak dengan down syndrome di kehamilan berikutnya.
tiga. Induk pembawa kelainan genetik
Orangtua yang membawa translokasi genetik down syndrome mempunyai peningkatan risiko, tergantung pada jenis translokasinya.
Oleh karena itu, inspeksi pranatal dan konseling genetik jua penting dilakukan sebelum hamil.
Perlu diketahui, 15 sampai 30 % perempuan pembawa trisomi 21 mampu mempunyai anak, namun berisiko 50 persen melahirkan anak dengan down syndrome.
Skrining dan Diagnosis Selama Kehamilan
Berbagai tes skrining saat hamil bisa membantu mengidentifikasi perkiraan terjadinya down syndrome.
Tes skrining ini memang tidak sanggup menentukan apakah bayi akan mengalami down syndrome atau tidak, namun hanya menaruh tanda perkiraan terjadinya down syndrome.
Tes skrining yg dijalankan akan meliputi USG dan tes darah pada trimester pertama & kedua.
apabila tes skrining positif ataupun adanya risiko tinggi berlangsung sindrom Down, Mama mesti melakukan pengujian lebih lanjut, merupakan tes diagnostik.
Tes diagnostik yg dapat mengidentifikasi down syndrome meliputi, amniosentesis, chorionic villus sampling (CVS), & percutaneous umbilical blood sampling (PUBS).
Baca juga:
- Membahayakan Kehamilan, Kenali Penyebab Plasenta Akreta
- Penting! Kenali Sejak Dini Kehamilan Molar alias Kehamilan Anggur
- Persiapkan Kucing Peliharaan buat Menerima Bayi Mama yg Baru Lahir
Demikianlah Artikel Faktor Kehamilan dengan Down Syndrome dan Cara Diagnosisnya
Anda sekarang membaca artikel Faktor Kehamilan dengan Down Syndrome dan Cara Diagnosisnya dengan alamat link https://namadandoa.blogspot.com/2019/04/faktor-kehamilan-dengan-down-syndrome.html
0 Komentar untuk "Faktor Kehamilan dengan Down Syndrome dan Cara Diagnosisnya"