Kesehatan Anda, Pada Artikel kesehatan yang anda baca kali ini dengan judul Serba-Serbi Sindrom Hiperstimulasi Ovarium dari Terapi Kesuburan, mudah-mudahan artikel yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Share:Terapi kesuburan sebagai salah satu bisnis yang sanggup dijalankan bagi pasangan suami istri waktu ingin segera mempunyai momongan. Seringkali terapi kesuburan jua memiliki impak samping.
Salah satu pengaruh samping yang bisa terjadi adalah sindrom hiperstimulasi ovarium maupun ovarian hyperstimulation syndrome (OHSS).
Dikutip berasal situs Morula IVF Indonesia, sindrom hiperstimulasi ovarium adalah imbas samping yg generik dari terapi kesuburan, terutama obat-obatan yang digunakan selama program fertilisasi in-vitro (IVF).
Berikut fakta lengkap mengenai sindrom hiperstimulasi ovarium misalnya dirangkum Popmama.Com:
1. Apa itu sindrom hiperstimulasi ovarium?
Sindrom hiperstimulasi ovarium merupakan suatu syarat di mana indung telur bereaksi dengancara abnormal kepada obat kesuburan yang disiapkan terutama buat menginduksi konsepsi. Kondisi ini sebagai galat satu efek samping yang umum berlangsung asal terapi kesuburan.
Sindrom hiperstimulasi ini ditandai dengan adanya pembesaran ovarium yg signifikan karena beberapa kista ovarium & pergeseran cairan dalam ruang jaringan.
Walaupun sebagian akbar kasus sindrom hiperstimulasi ovarium berbentuk ringan & generik berlangsung, namun beberapa kasus parah mungkin saja terjadi.
Sindrom hiperstimulasi ovarium terutama mempengaruhi perempuan yg menekuni terapi suntikan hormon ataupun obat-obatan untuk menaikkan pertumbuhan telur di ovarium.
Dengan kata lain, ovarium (indung telur) bereaksi hiperbola pada obat dan membentuk terlalu begitubanyak kantung telur (folikel).
2. Penyebab sindrom hiperstimulasi ovarium
Sampai saat ini belum dikenal secara niscaya penyebab dari sindrom hiperstimulasi ovarium. Tetapi galat satu teori yg berkembang adalah lantaran peran dari hormon human chorionic gonadotropin (hCG).
hCG adalah hormon yang biasanya diproduksi dan bertanggungjawab buat mekanisme pembuahan. Selama perawatan kesuburan, hCG dapat disajikan menjadi ‘pemicu’ sehingga kantung telur (folikel) yg matang dapat melepaskan telurnya.
Ketika pembuluh darah ovarium bereaksi abnormal kepada hCG, terjadi penumpukan cairan di ovarium. Dalam masalah yang parah, penumpukan cairan pula dapat terjadi pada rongga perut & rongga dada.
Gejala berasal sindrom hiperstimulasi ovarium umumnya terjadi dalam waktu 7-10 hari selesainya suntikan obat diberikan buat merangsang ovulasi. Gejalanya pun dibedakan berasal yg tahap enteng (mild) dan berat (severe).
Pada tahap ringan, sindrom ini mempunyai tanda-tanda misalnya nyeri gampang di perut, perut kembung, muntah, kembung & mual.
Sementara pada termin berat, sindrom hiperstimulasi ovarium mampu ditunjukkan menggunakan gejala bersifat nyeri mutakhir di perut sisi bawah, perut membengkak, muntah monoton, sulit bernapas, pertambahan berat tubuh yang drastis, dan urine tampak pekat.
Gejala tahap enteng biasanya akan musnah menggunakan sendirinya selesainya seminggu, namun kasus yang lebih parah mungkin membutuhkan rawat inap di rumah sakit. Kasus sedang sampai berat juga kadang membutuhkan observasi, ultrasound/USG, dan pemeriksaan laboratorium darah.
4. Komplikasi sindrom hiperstimulasi ovarium
Dikutip dari Parenting First Cry, meskipun mencakup dampak samping umum, namun permanen terdapat risiko komplikasi yg mampu berlangsung dalam sindrom hiperstimulasi ovarium.
Beberapa model komplikasi yang sanggup berlangsung di antaranya misalnya gangguan hemodinamik & elektrolit, dan kasus pembekuan darah.
Selain tersebut, komplikasi lain misalnya gagal ginjal, sesak napas & keguguran jua sanggup berlangsung. Pecahnya kista (cairan maupun rongga berisi darah) dalam ovarium juga mampu terjadi dan dapat mengakibatkan perdarahan serius.
lima. Diagnosis dan pengobatan sindrom hiperstimulasi ovarium
Untuk menegakkan diagnosis sindrom hiperstimulasi ovarium , dokter bakal melakukan sejumlah pemeriksaan misalnya pemeriksaan klinis, tes darah dan sonografi. Pemeriksaan fisik seperti pengukuran berat tubuh, lingkar pinggang, keluhan misalnya sakit perut, permasalahan bernapas atau keluhan berkemih juga dapat memberikan warta tambahan pada dokter.
Dalam sejumlah kasus, mungkin pula diharapkan inspeksi USG pervaginam, buat mengetahui pembesaran berukuran ovarium.
Kasus sindrom hiperstimulasi ovarium gampang biasanya bisa sembuh lewatcara spontan pada waktu kuranglebih seminggu sesudah penaksiran. Proses penyembuhannya bisa dibantu menggunakan diet tinggi protein ataupun sinkron menggunakan anjuran dokter masing-masing.
Sementara itu, kasus sindrom hiperstimulasi ovarium berat mungkin dapat memerlukan perawatan di tempattinggal sakit. Termasuk di antaranya pemberian cairan infus, antikoagulan (pengencer darah), elektrolit, komponen darah & perawatan intensif lainnya.
Demikian liputan tentang sindrom hiperstimulasi ovarium yg penting diketahui Mama ketika sedang menjalani terapi kesuburan. Jangan ragu segera cek ke dokter jika curigai mengalaminya, ya.
Pengobatan Ketidaksuburan Pada Wanita Ep03 #VLOG dr ivan sini
Demikianlah Artikel Serba-Serbi Sindrom Hiperstimulasi Ovarium dari Terapi Kesuburan
Anda sekarang membaca artikel Serba-Serbi Sindrom Hiperstimulasi Ovarium dari Terapi Kesuburan dengan alamat link https://namadandoa.blogspot.com/2019/01/serba-serbi-sindrom-hiperstimulasi.html
0 Komentar untuk "Serba-Serbi Sindrom Hiperstimulasi Ovarium dari Terapi Kesuburan"