Kesehatan Anda, Pada Artikel kesehatan yang anda baca kali ini dengan judul Jihan Zahira Korban Gempa dan Tsunami Palu Berjanji Tak Akan Menangis, mudah-mudahan artikel yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Share:“Jihan te bisa menangis Om, nanti Allah murka”
Kata-istilah ini diucapkan sang Jihan Zahira yang usianya konsisten 3 tahun korban bencana gempa dan tsunami Palu. Dirinya berusaha tidak menangis walau loka tinggalnya hancur dampak bala.
Saat terjadi bencana, Mama anak perempuan ini sedang berada di Saudi dan Papanya sedang di tempattinggal karena sakit.
Kini, Jihan sedang menjalani ujian hidup di pengungsian kaki Gunung Gawalise bersama oleh Nenek.
Siapa saja yg mendengar istilah-istilah berasal Jihan ini niscaya akan bercermin pada diri sendiri lantaran merasa tidak bisa setegar anak berusia tiga tahun saat menghadapi kasus.
Menurut pengakuan asal Bayu Andrein yang sedang mengunjungi Gunung Gawalise di wilayah Palu, tidak ada setitik pun airmata yg keluar asal Jihan. Ini dikarenakan Jihan takut jika nanti Allah marah kepadanya.
Penasaran ingin menilik ketegaran yg sanggup diperlihatkan Jihan? Berikut beberapa potret Jihan yg sudah Popmama.Com rangkum.
1. Pertemuan Bayu Andrein dengan Jihan Zahira
Instagram.Com/its.Bayuandrein“Pandangan pertama, waktu aku berjalan kearah posko, aku menengok seseorang anak yg berbeda menggunakan lainnya, kemudian memotret anak mini itu kemudian menggoda dia ngobrol. Dialah JIHAN, si bidadari mini di kaki Gunung Gawalise,” kata Bayu Andrein waktu dirinya pertama kali bertemu Jihan.
Bayu Andrein mendapatkan edukasi berharga saat bertemu dengan Jihan yakni rasa takut pada sang Pencipta adalah kecakapan.
Melalui unggahan Instagram pribadinya pun, terdapat begitubanyak warganet yg mendapatkan edukasi mirip berasal sosok Jihan.
Kecil-mini Jihan sudah sangat menginspirasi begitubanyak masyarakat ya.
Baca juga: Memaknai Idul Adha, Begini Potret Kepedulian Andien untuk Lombok
Instagram.Com/its.BayuandreinTidak seluruh anak-anak mempunyai ketegaran yg sama seperti Jihan. Perlu diingat bila rasa takut & trauma setiap warga tentu berbeeda-beda.
Ada yg merasa kuat bergelut semua syarat yang terjadi pasca bala, tetapi terdapat jua yang ringkih dan merasa ketakutan.
Pasca bencana alam, anak-anak harus menjadi prioritas buat segera ditangani. Seorang anak yg kehilangan orangtua & sanak saudara mampu mengakibatkan risiko hidup di arah.
Selain tersebut tentunya ada rasa trauma yang akan menghantui anak-anak, sebagaiakibatnya dirinya mengalami rasa takut berlebihan bahkan beberapa menjadi fobia terhadap pantai.
Untuk mengatasi rasa trauma yang berlangsung pada anak-anak dibutuhkan kerjasama berbagai pihak demi mengembalikan naluri ceria mereka. Sebelum kondisi bertambah memburuk, anak-anak perlu sekali dilakukan babak syok healing.
Selain potret Jihan, Bayu Andrein melalui Instagram pribadinya pula menunjukkan anak-anak di kaki Gunung Gawalise sedang disajikan pendampingan sang UNICEF & beberapa pihak terkait. Aktivitas ini tidak mampu dianggap sepele karena sangat berdampak positif buat anak-anak.
Pendampingan dengan melakukan bagian syok healing sanggup dilakukan melalui kegiatan positif & pastinya menyenangkan buat anak-anak.
Bernyanyi, bermain maupun sekedar mendengarkan ceritanya mampu sebagai alternatif selama melakukan babak syok healing.
Tanpa disadari babak trauma healing yang dijalankan kepada anak-anak pasca bala alam bisa menaruh dukungan dengan psikis, membangun naluri kondusif hingga membangkitkan semangat dari segala penurunan.
“Angkat tanganmu dik. Kabarkan dalam dunia bahwa kalian merupakan anak-anak yg hebat & KUAT! Bencana bukan alasan buat nir BANGKIT, BERDIRI DAN BERLARI KE DEPAN MERAIH CITA-CITA. Bangkitlah PALU,” tulis Bayu Andrein di Instagram pribadinya seolah ingin menunjukkan semangat.
Semoga dengan makin banyak orang baik yang menaruh perhatian bagi anak-anak korban bencana alam.
tiga. Harapan dan doa ikhlas buat Jihan Zahira
Instagram.Com/its.BayuandreinUnggahan foto Jihan melalui akun Instagram pribadi Bayu Andrein menuai banyak respon dari para warganet. Kekuatan anak wanita berusia tiga tahun ini menciptakan masyarakat lain merasa prihatin menengok kondisi Jihan.
Bahkan ada pula beberapa penduduk berkomentar buat mengadopsi Jihan sebagai anaknya. Mereka ingin sekali membesarkan, merawat hingga membantu meraih impian Jihan sampai terwujud.
“Tetaplah tersenyum, nak. Jangan takut Allah akan selalu mengirim penduduk-penduduk baik untuk menyayangimu & menjadi penjagamu. Kau merupakan makna sebuah talenta & senang, JIHAN.” - Bayu Andrein.
“Tumbuhlah dengan cepat, dik. Semoga kelak Jihan dan sahabat-temannya mampu sebagai orang yang bertenaga dan bermanfaat. Sehat tetap buat saudara-saudara di Palu sana.” - Deki Abdul Hakim.
“Seumuran anak saya, sehat selalu ya cantik. Semoga Mamamu selalu pada lindungan Allah. Saya pun seseorang TKW.” - Tri Lestari.
“Senyumnya menutupi luka. Sehat selalu, nak. Semoga Allah menjagamu.” - Delima Nurzam.
“Kasihan dirimu, nak. Nggak kebayang jadi kamu. Anak sekecil itu telah wajib sendirian menghadapi kerasnya global ini. Tak terasa air mata berlinang membaca kisahmu, nir dapat dijelaskan dengan kata-istilah. Semoga Allah selalu melindungimu. Jadilah anak yg kuat, rajin belajar agar impian itu tercapai.” - Dea Putri.
“Jihan, anak anggun. Semoga selalu semangat dan tersenyum, hingga dapat meraih mimpinya.” - Busriadi M.
“Semoga engkau selalu dalam keadaan sehat Dek Jihan dan sanggup berkumpul pulang beserta famili tercinta. Senyum dan semangatmu adalah realitas bahwa apapun yg kita hadapi waktu ini harus tetap bersyukur, lantaran seluruhnya sudah digariskan sang Allah SWT. #TetapTersenyumJihan.” - Herman Abdullah.
“Hebat kamu, nak. Suatu ketika kalo punyai anak perempuan, aku kasih nama sama seperti kamu.” - Dwi Yanto.
Demikianlah Artikel Jihan Zahira Korban Gempa dan Tsunami Palu Berjanji Tak Akan Menangis
Anda sekarang membaca artikel Jihan Zahira Korban Gempa dan Tsunami Palu Berjanji Tak Akan Menangis dengan alamat link https://namadandoa.blogspot.com/2018/06/jihan-zahira-korban-gempa-dan-tsunami.html
0 Komentar untuk "Jihan Zahira Korban Gempa dan Tsunami Palu Berjanji Tak Akan Menangis"