Kesehatan Anda

Tentang Kesehatan ibu dan janin

bacalah doa doa sholat tarawih dan witir ini karna selalu diucapkan rasulullah

Kesehatan Anda, Pada Artikel kesehatan yang anda baca kali ini dengan judul bacalah doa doa sholat tarawih dan witir ini karna selalu diucapkan rasulullah, mudah-mudahan artikel yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.



Sholat Tarawih sapa yang gak tau sholat tarawih ya sholat tarawih adalah sholat yang kita lakukan pada saat bulan suci ramadhadan sholat ini memiliki hukum sunnah muakkad yaitu sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rosulullah SAW.

Nah pada kesempatan ini saya akan menceritakan sejarah sholat tarawih dan akan memberikan doa-doa shoalat tarawih

Shalat tarawih adalah shalat Sunnah yang dilaksanakan oleh kaum muslimin pada malam-malam
bulan Ramadhan setelah shalat isya’ dan sebelum shalat witir. Shalat tarawih disunahkan bagi kaum
muslimin, pria dan wanita. Rasulullah Saw, sendiri juga menunaikannya yang ketika itu belum dikenal
dengan nama “Shalat tarawih” dan menganjurkan umatnya supaya menunaikan juga. Demikian pula yang
dilakukan oleh para sahabat Nabi dan umat islam generasi-generasi berikutnya. Dalam hal ini sahabat Abu
Hurairah ra. berkata :
كاَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَیْھِ وَسَلَّمَ یُرَغِّبُ فِى قِیَامِ رَمَضَانَ مِنْ غَیْرِ أَنْ یَأْمُرَھُمْ فِیْھِ بِعَزِیْمَةٍ
فَیَقُوْلُ : مَنْ قَامَ رَمَضاَنَ إِیْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَلَھُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِھِ
“Rasulullah Saw, menggemarkan ibadah di bulan ramadhan, akan tetapi beliau tidak menganjurkannya
dengan keras. Beliau berkata : “Barangsiapa banyak beribadah di bulan ramadhan dengan iman dan
ikhlas, maka di ampuni baginya dosa-dosanya yang terdahulu”. (HR. : Muslim)
Maksud hadits ini adalah “Siapa yang menghidupkan malam-malam ramadhan dengan shalat zikir
dan membaca Al-Qur’an berdasarkan iman dan ikhlas, maka di ampuni dosa-dosanya yang telah lalu yakni
dosa-dosa kecil”.
Ibnu Qudomah dalam kitabnya Al-Mugni mengatakan bahwa : “Shalat tarawih itu hukumnya sunah
mu’akkadah dan orang pertama yang melaksanakannya adalah Rasulullah Saw,”. Berkaitan dengan ini
terdapat sebuah hadits dimana Siti Aisyah ra. berkata :
صَلَّى النَّبِيُّ فِى الْمَسْجِدِ ذَاتَ لَیْلَةٍ فَصَلَّى بِصَلاَتِھِ ناَسٌ ثُمَّ صَلَّى مِنَ الْقَابِلَةِ فَكَثُرَ النَّاسُ ثُمَّ إجْتَمَعُوْا
مِنَ اللَّیْلَةِ الثَّالِثَةِ أَوِ الرَّابِعَةِ فَلَمْ یَخْرُجْ إِلَیْھِمْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَیْھِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا أَصْبَحَ قَالَ : قَدْ
رَأَیْتُ الَّذِيْ صَنَعْتُمْ فَلَمْ یَمْنَعْنِيْ مِنَ الْخُرُوْجِ إِلاَّ أَنِّيْ خَشِیْتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَیْكُمْ
“Pada suatu malam Nabi shalat di masjid, maka para sahabat pun mengikuti beliau shalat. Kemudian
beliau shalat di malam berikutnya, maka para sahabat (yang akan ikut shalat) menjadi semakin banyak.
Selanjutnya pada malam ketiga atau keempat para sahabat berkumpul (di masjid untuk shalat bersama
beliau) namun ternyata Rasulullah Saw, tidak keluar menemui mereka. Keesokan harinya beliau pun
bersabda : “Saya telah mengetahui apa yang kalian lakukan tadi malam. Tidak ada yang menghalangiku
keluar menemui kalian selain dari kekhawatiranku kalau-kalau shalat itu diwajibkan atasmu”. (HR.
Muslim)
Shalat tarawih itu seringkali dihubung-hubungkan dengan Umar bin Khattab ra. hal ini dikarenakan
adanya gagasan dari beliau untuk megumpulkan orang-orang agar melaksanakan Shalat tarawih dengan satu
imam dan imam yang ditunjuk oleh beliau pada ketika itu adalah sahabat Ubay bin Ka’ab. Dalam hal ini
Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Abdur Rahman bin Abdul Qori dimana beliau berkata :
“Pada suatu malam di bulan ramadhan aku keluar bersama Umar bin Khattab, maka kami melihat orangorang
terbagi dalam beberapa kelompok. Yakni mereka melakukan shalat dalam kelompok-kelompok yang
terpisah. Ada yang shalat sendirian dan ada juga yang shalat bersama sejumlah orang. Menyaksikan
pandangan itu sahabat Umar bin Khattab berkata : “Saya berpendapat bahwa sekiranya orang-orang ini saya
kumpulkan dibelakang seorang qori’ (imam yang bagus bacaannya), mak itulah yang lebih utama”.
Kemudian beliau mematangkan rencananya itu dan selanjutnya mengumpulkan orang-orang (untuk shalat
berjamaah) dibelakang Ubay bin Ka’ab”. Perawi hadits ini berkata : Kemudian pada malam berikutnya saya
keluar lagi bersama Umar bin Khattab dan orang-orang pada waktu itu terlihat shalat berjama’ah dibelakang
seorang qori’. Maka berkatalah Umar : “Inilah sebaik-baik bid’ah!” (HR. Bukhari)
A. Sebab Dinamakan Shalat Tarawih
Shalat malam yang dilaksanakan pada bulan ramadhan itu dinamai dengan shalat tarawih karena shalat
tersebut lama, terdiri dari beberapa raka’at dan setiap selesai melakukan empat raka’at si pelakunya istirahat
dahulu kemudian melanjutkan shalatnya kembali. Itulah sebabnya dia disebut dengan shalat tarawih.
Ibnu Mandzur dalam lisanul Arab berkata : “tarawih adalah jama’ dari tarwiihah, berasal dari kata
roohah. Sama dengan tasliimah yang berasal dari kata salam. Shalat di bulan ramadhan itu disebut tarawih
karena orang-orang pada istirahat dulu setelah selesai mengerjakan empat rakaat. Ibnu Mandzur selanjutnya
berkata : “Roohah yang berarti istirahat adalah lawan kata dari ta’ab yang berarti letih atau capek. Dalam
sebuah hadits disebutkan bahwa Nabi Saw. bersabda kepada Bilal : “Istirahatkanlah kami wahai Bilal!”.
Artinya kumandangkanlah adzan shalat, maka aku akan dapat istirahat dengan jalan menunaikannya”. Disini
Nabi Saw. menyatakan bahwa dirinya baru dapat merasa istirahat apabila beliau menunaikan shalat karena
di dalam shalat terdapat munajat (komunikasi rahasia) dengan Allah Swt. Karena itulah dalam sebuah hadits
Nabi kita Saw. bersabda : “Ketenangan hatiku dijadikan pada waktu shalat”.
B. Jumlah Rakaat Shalat Tarawih
Shalat tarawih termasuk shalat sunah mu’akkad (yang dikuatkan) sebagaimana telah ditunjukkan oleh
beberapa hadits yang mulia dan jumlah rakaatnya adalah 20 dengan tanpa witir. Apabila dengan witir, maka
jadilah dia 23 rakaat. Demikian sunnat yang berlaku dan telah disepakati oleh umat islam baik salaf maupun
khalaf sejak zamannya Khalifah Umar bin Khattab ra. hingga zamannya kita sekarang ini. Dan dalam hal ini
tidak ada perbedaan pendapat diantara ahli fiqih imam madzhab yang empat kecuali Imam Malik dalam
riwayat beliau yang kedua dimana beliau berpendapat bahwa shalat tarawih itu adalah 20 rakaat lebih
hingga 36 rakaat sesuai dengan amalan penduduk Madinah. Nafi’ pernah meriwayatkan bahwa Imam Malik
berkata : “Aku mendapatkan orang-orang melakukan shalat tarawih dengan 39 rakaat. Sudah termasuk
diantaranya 3 rakaat shalat witir”. Namun demikian riwayat yang masyhur dari beliau adalah bahwa shalat
tarawih itu 20 rakaat. Dan riwayat dari beliau inilah yang disepakati oleh mayoritas umat baik dari
Safi’iyah, Hambaliyah maupun Hanafiyah. Dengan demikian, maka sepakatlah madzhab-madzhab yang
empat bahwa rakaat shalat tarawih itu adalah 20 dan ditambah tiga rakaat witir.
C. Dalil-dalil Para Imam Mujtahid
Hujjah daripada Imam-Imam Madzhab yang empat sehingga memfatwakan bahwa rakaat shalat tarawih
itu 20 adalah sebagai berikut :
a. Hadis riwayat Baihaqi dan selainnya dengan isnad yang shorih lagi sahih dari Sa’ib bin Yazid,
seorang sahabat Nabi yang terkenal dimana beliau berkata :
كَانُوْا یَقُوْمُوْنَ عَلَى عَھْدِ عُمَرَ ابْنِ الْخَطَّابِ رَضِىَ اللهُ عَنْھُ فىِ شَھْرِ رَمَضَانَ بِعِشْرِیْنَ رَكْعَةً
“Para sahabat melakukan shalat tarawih dimasa Umar bin Khattab ra. pada bulan ramadhan dengan dua
puluh rakaat”.
b. Hadits riwayat Imam Malik dalam Al-Muwattho’ dan juga riwayat Imam Baihaqi dari Yazid bin
Ruman, beliau berkata :
كَانَ النَّاسُ یَقُوْمُوْنَ فِى زَمَنِ عُمَرَ ابْنِ الْخَطَّابِ رَضِىَ اللهُ عَنْھُ بِثَلاَثٍ وَعِشْرِیْنَ رَكْعَةً
“Para sahabat melakukan ibadah malam dizamannya Umar bin Khatab ra. dengan dua puluh tiga rakaat”.
Yakni 20 rakaat shalat tarawih dan 3 rakaat shalat witir.
D. sholat tarawih

اَللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْاِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ. وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ. وَبَالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ لَوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَاِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَاِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ. وَمِنْ حُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ. بِاَكْوَابٍ وَّاَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْن. مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ اُولئِكَ رَفِيْقًا. ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ. وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلاَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِه وَصَحْبِه اَجْمَعِيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. 

 Artinya :
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang melaksanakan kewajiban- kewajiban terhadap-Mu, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akherat , yang ridha dengan ketentuan, yang ber¬syukur atas nikmat yang diberikan, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, sampai kepada telaga (yakni telaga Nabi Muhammad) yang masuk ke dalam surga, yang duduk di atas dipan kemuliaan, yang menikah de¬ngan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu yang murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui.

Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini tergolong orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya, Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas penghulu kita Muhammad, keluarga beliau dan shahabat beliau semuanya, berkat rahmat-Mu, oh Tuhan, Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
            اَللهُمَّ إِنَّا نَسْـأَلُكَ اِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًاقَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا، وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَاءَ عَنِ النَّاسِ، اَللهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخُشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُ يَااَللهُ يَااَللهُ يَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. 

ALLAHUMMA INNAA NAS'ALUKA IIMAANAN DAA'IMAN, WANAS'ALUKA QALBAN KHAASYI'AN, WANAS'ALUKA 'ILMAN NAAFI'AN, WANAS'ALUKA YAQIINAN SHAADIQON, WANAS'ALUKA 'AMALAN SHAALIHAN, WANAS'ALUKA DIINAN QAYYIMAN, WANAS'ALUKA KHAIRAN KATSIIRAN, WANAS'ALUKAL 'AFWA WAL'AAFIYATA, WANAS'ALUKA TAMAAMAL 'AAFIYATI, WANAS'ALUKASY SYUKRA 'ALAL 'AAFIYATI, WANAS'ALUKAL GHINAA'A 'ANINNAASI. ALLAAHUMMA RABBANAA TAQABBAL MINNAA SHALAATANAA WASHIYAAMANAA WAQIYAAMANAA WATAKHUSY-SYU'ANAA WATADHORRU'ANAA WATA'ABBUDANAA WATAMMIM TAQSHIIRANAA YAA ALLAAHU YAA ALLAAHU YAA ALLAAHU YAA ARHAMAR RAAHIMIINA. WASHALLALLAAHU 'ALAA KHAIRI KHALQIHI MUHAMMADIN WA'ALAA AALIHI WASHAHBIHI AJMA'IINA, WALHAMDU LILLAAHI RABBIL 'AALAMIINA.
 Artinya :
Wahai Allah. Sesungguhnya kami memohon kepada-Mu iman yang tetap, kami memohon kepada-Mu hati yang khusyu', kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, kami memohon kepada-Mu keyakinan yang benar, kami memohon kepada-Mu amal yang shaleh, kami memohon kepada-Mu agama yang lurus, kami memohon kepada-Mu kebaikan yang banyak, kami memohon kepada-Mu ampunan dan afiat, kami memohon kepada-Mu kesehatan yang sempurna, kami memohon kepada-Mu syukur atas kesehatan, dan kami memohon kepada-Mu terkaya dari semua manusia. Ya Allah, Tuhan kami. Terimalah dari kami shalat kami, puasa kami, shalat malam kami, kekhusyu'an kami, kerendahan hati kami, ibadah kami. Sempurnakanlah kelalaian atau kekurangan kami, Wahai Allah Wahai Allah Wahai Allah Wahai Dzat yang Paling Penyayang diantara para penyayang. Semoga rahmat Allah tercurahkan kepada sebaik-baiknya makhluk-Nya, Muhammad, keluarga dan sahabatnya semua, dan segala puji milik Allah, Tuhan semesta alam
nah sekian posting kali ini semoga bermanfaat

Demikianlah Artikel bacalah doa doa sholat tarawih dan witir ini karna selalu diucapkan rasulullah

Sekianlah artikel bacalah doa doa sholat tarawih dan witir ini karna selalu diucapkan rasulullah kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.


Anda sekarang membaca artikel bacalah doa doa sholat tarawih dan witir ini karna selalu diucapkan rasulullah dengan alamat link https://namadandoa.blogspot.com/2017/01/bacalah-doa-doa-sholat-tarawih-dan.html


Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "bacalah doa doa sholat tarawih dan witir ini karna selalu diucapkan rasulullah"

 
Back To Top